Publikasi dan Dokumentasi 'Aceh Muliakan Pengungsi Luar Negeri'

 
Salah satu project yang ditugaskan ke aku dan juga sangat aku senangi adalah project dokumentasi dan publikasi. Project ini merupakan agenda akhir program yang bertujuan mendokumentasikan dan mempublikasikan pengalaman aksi kemanusiaan yang dilaksanakan Yayasan Geutanyoe secara khusus dan yang dilakukan oleh masyarakat Aceh secara umum.

***

Aceh merupakan salah satu wilayah yang memiliki pengalaman dan sejarah khusus dengan pengungsi dari luar negeri, baik pengungsi Rohingya sebagai yang paling dominan Aceh dan berbagai pengungsi lain yang pernah terhubung dengan Aceh. Pengalaman dan sejarah khusus ini bukan hanya menyangkut Aceh sebagai tempat berlabuh dan transit, namun juga terkait sejumlah penanganaan dan respon kemanusiaan terhadap para pengungsi dari hulu ke hilir. Pengungsi merupakan kelompok paling rentan di dunia memiliki kondisi khusus yang berbeda dengan kelompok masyarakat lainnya, baik secara penanganan, tempat penampungan dan penempatan, ekonomi, penghidupan, kebudayaan, politik, psikososial, dan berbagai hal lainnya. Aceh melakukan berbagai respon kemanusiaan dan terus belajar dari pengalaman mengenai respon-respon yang diberikan.

Dalam hal ini, aktivitas dokumentasi dan publikasi atas pengalaman-pengalaman respon kemanusiaan yang dilakukan di Aceh menjadi sangat krusial. Dokumentasi dan publikasi sangat penting sebagai rekaman sejarah. Berbagai kajian atas pengalaman respon dan aksi kemanusiaan terhadap pengungsi luar negeri juga sangat penting untuk basis perkembangan pengetahuan atas aktivitas kemanusiaan di Aceh. Kedua hal di atas menjadi pondasi atas upaya menginstalasi kebudayaan kemanusiaan di Aceh dan sebagai basis pembelajaran untuk terus memperbaiki pengalaman respon sampai ke tahap yang ideal.

Di sisi lain terdapat beberapa permasalahan menyangkut hal ini diantaranya masih terlalu minim kajian, dokumentasi dan publikasi terhadap pengalaman-pengalaman respon kemanusiaan yang dilakukan di Aceh. Jika pun ada, masih bertebaran narasi-narasi yang tidak sesuai realitas dan dibuat atas perspektif yang bermasalah, walau hal ini dapat dipahami dikarenakan adanya perang narasi yang bersifat politis antar berbagai pihak yang berbeda kepentingan atas para pengungsi luar negeri yang ada di Aceh.

Dalam hal ini, Yayasan Geutanyoe sebagai lembaga yang memiliki visi dan pengalaman cukup panjang dalam respon kemanusiaan terutama untuk para pengungsi di berbagai lini aksi merasa sangat berkepentingan untuk melakukan dan memfasilitasi agenda kajian, dokumentasi dan publikasi atas segala bentuk respon kemanusiaan terhadap para pengungsi luar negeri di Aceh. Di sisi lain, Yayasan Geutanyoe juga mengharapkan adanya standarisasi yang layak atas produk dokumentasi dan publikasi, serta standar narasi yang berdasaran perspektif kemanusiaan, penghargaan dan penguatan atas martabat manusia, kesetaraan, keadilan dan perdamaian.

Hal ini sejalan pula dengan agenda peringatan World Refugee Day (WRD) 2022 yang juga dilaksanakan oleh Yayasan Geutanyoe dengan basis perspektif  WRD adalah momen masyarakat dunia untuk menghormati para pengungsi di seluruh dunia, serta momen untuk merayakan kekuatan dan keberanian orang-orang yang terpaksa meninggalkan negara asal mereka untuk menghindari konflik, penganiayaan, berbagai bahaya, kekerasan dan perang. Hari Pengungsi Sedunia adalah kesempatan untuk membangun empati dan pemahaman atas penderitaan pengungsi dan untuk mengenali ketahanan mereka dalam membangun kembali kehidupan.

***
 
BTW itu di atas narasi akuh untuk agenda ini. Narasi di atas menjadi landasan utama Term of Reference dan Press Release yang aku buat. Nah, ada beberapa agenda utama dalam program Publikasi dan Dokumentasi kali ini: Penulisan Buku (hingga Launching dan diskus publik nya), Pameran Foto, Sayembara Foto dan Artikel disertai FGD beserta Acedemic Team dalam penilaian karya.

Aku dimintai untuk mengkonsepkan Sayembara Foto dan Artikel, terlibat sebagai Academic Team di bagian penilaian karya Artikel Ilmiah Populer, hingga mengkosepkan acara launcing buku dan pameran foto. Aku pribadi punya concern dan passion besar pada agenda publikasi dan dokumentasi seperti ini dalam posisi ku sebagai penulis dan pecinta agenda kebudayaan.

Dalam hal pengkonsepan Sayembara dan Foto, aku diminta untuk menentukan segala aspek konsep detail mengenai Foto dan Artikel seperti apa yang diperlombakan, tawaran kriteria penialaian awal, bahkankosep kampanye digitalnya. Mayan yah.. huhu..
 
Ini dia hasil konsep dan kampanye digital yang aku desain. BTW, rada-rada kasian sih tim desain grafisnya, aku bener-bener bawel sampe ke detail banget soal flyer yang akan digunakan untuk kampanye, mulai dari font, warna, gambar, background, etc. hihi..  Dan juga, ini juga sepertinya hasil dari aksi "balas dendam" atas kebawelan ku mengkritik bentuk kampanye digital aktivitas kantor Yayayasan Geutanyoe lain yang ku anggap punya kampanye digital yang jelek, padahal itu siginifikan terhadap agenda kebudayaan seperti ini. So, It looks like I wanna show them, you should seriously design well like this, like I do, haha.. Selain mendesign, aku juga memastikan serius publikasinya ke semua platform kampanye YG, mulai dari medsos hingga website, juga press release. 








***

Hal yang paling menyenangkan adalah ketika Academic Team yang dibentuk berisikan orang-orang seru dan menyenangkan yang membuat FGD yang harus digelar selama enam kali pertemuan tersebut bersifat informal dan penuh canda tawa. Bayangkan sja ketika Adi Warsidi, Muhajir Juli, Abu Chaideer, Bedu Hunsen, Mukhlis Bandar berkumpul, plus kak rasyidah, Fahrul dan bang Vendra. Kocak. Seru…
Happy skali kalau uda ngumpul sama mereka.. :D





Komentar

Postingan Populer