Notes on Mental Health Journey
Bisa dibilang, ini catatan singkat aku tentang perjalanan kondisi kesehatan mental aku. Aku pertama kali terpapar dengan psikologi dan kesehatan mental saat sahabat ku Puji meminta aku membaca buku Psikologi Kepribadian. Buku itu berisikan aliran-aliran psikologi yang menjelaskan tentang kepribadian manusia. Mulai dari aspek diskursif hingga terapan, menyangkut bagaimana mental manusia bekerja, masalah dan gangguan kepribadian, gejala hingga upaya penyembuhan. Hal yang pertama aku sadari adalah, aku memiliki insight yang sangat bagus, dalam makna jika buku itu memberikan ciri, petunjuk dan gejala tentang masalah psikis tertentu, aku bisa mendeteksi apakah gangguan tersebut ada di aku atau tidak. Aku tidak denial. Melalui buku itu aku lantas juga menyadari ada masalah-masalah psikologis tertentu yang aku hadapi, terutama akibat dampak keluarga yang broken dan abusive. Sejak saat itu aku jadi sangat serius mendalami psikologi, tujuan awalnya untuk lebih memahami diri sendiri lalu lama-kelamaan merambat ke psikologi sosial dengan tujuan untuk lebih memahami mental manusia dan masyarakat. Kita seringnya diminta untuk mempelajari bagaimana hal-hal di luar diri kita: lingkungan, kimia, fisika, ekonomi, politik, masyarakat tapi kita tidak diajarkan bagaimana mengenali diri dan bagaimana mental manusia bekerja. Ya, buku it sangat mengubah hidup aku.
Aku selalu berusaha mencari cara untuk sembuh. Hanya saja ketika dampaknya dalam kehidupan aku tidak terlalu serius, aku berusaha mencari cara untuk bisa self-healing aja. Aku bahkan merasa bisa menyembuhkan diri selama aku membaca sebanyak mungkin tentang gangguan psikologis yang aku hadapi lalu melakukan pemulihan diri secara mandiri, karena aku orang dengan tingkat intelektual yang cukup baik, membaca bisa menjadi Terapi Kognitif bagi aku.
Hingga suatu saat, kondisi rumahku tambah parah. Kekerasan fisik ekstrem, affair, rumah seperti penuh ancaman. Aku sampai-sampai mengalami panick attack yang parah, mulai melakukan self-harm, psikosomatik ku kambuh parah (asam lambung, nyeri punggung, kepala sangat sakit), tidak bisa tidur. Aku memutuskan keluar dari rumah, aku merasa aman namun sangat drop karena kehilangan keluarga dan tempat tinggal. Tak lama, aku menjalin hubungan asmara yang ternyata merupakan relasi toxic extreme. Dia justru mengulang abuse yang dilakukan oleh keluarga ku dengan cara yang lebih parah. Kondisi mentalku juga semakin bertambah parah. Untuk pertama kalinya dalam hidup aku paham betul apa itu namanya depresi dan itu sangat mengerikan. Aku butuh waktu yang lama untuk bisa keluar dari relasi toxic tersebut, karena ternyata aku memiliki Kodependensi dan trauma bonding. Hanya saja, karena aku sudah sering membaca tentang psikologi dan paham tentang toxic relationship, saat self-healing ku tidak berfungsi dengan baik, aku langsung mencari pertolongan profesional. Aku sangat bersyukur di bagian ini. Karena banyak orang yag mengalami masalah psikis dan ada dalam relasi toxic, namun mereka kebanyakan tidak sadar dan tidak melakukan cara-cara efektif untuk mengatasinya, bahkan tidak sedikit yang denial.
Aku melakukan terapi EMDR, selama berbulan-bulan. Karena itu terapi deep trauma, sungguh itu terapi yang tidak mudah, sangat melelahkan dan menguras energi. Kita harus dihadapkan pada sakit dan luka yang sengaja kita tekan karena selama ini ga mampu kita hadapi. Yah kayak kita punya kanker atau tumor, proses operasi itu kan sakit banget. Operasi fisik mah enak ada biusnya haha.. Tapi, setelah berhasil dilalui, efeknya sungguh luar biasa banget sih.
Nah, karena mungkin banyak membaca, aku kemudian juga jadi tau bahwa terapi saja tidak cukup. Terapi itu ibaratnya hanya, ketika kamu punya kanker ganas dan sudah darurat untuk segera diangkat agar kamu tidak mati, maka kamu harus ke dokter bedah untuk melakukan operasi dan menjalani sekian waktu perawatan. Tapi, setelah operasi kamu akan pulang dan kesembuhan totalmu ga akan diurus oleh dokter di rumah sakit. Kamu harus mengusahakannya sendiri. Juga soal perawatan diri regular agar tidak terkena kanker lagi juga ga bergantung pada dokter, semua ada di kamu. Ini lah yang membawa aku pada penyembuhan dan ketenangan mental via SPIRITUAL.
Saat itu entah bagaimana, aku ‘dipertemukan’ dengan OSHO, seorang spiritualis. Aku membaca ajaran-ajarannya lewat internet dan media sosial. Ajaran-ajarannya kasih efek luar biasa banget bagi aku. Beliau menjadi guru Spiritual aku, guru jarak jauh hehe. Lewat itu, aku juga menemukan beberapa Channel Youtube yang secara regular membuat video menyangkut ajaran spiritual. Yang keren banget nya dari akun-akun ini, ketika mereka memaparkan ajaran spiritual tertentu, ketika kita mendengarnya, bukan menjadi semacam ceramah tentang pengetahuan tapi bersifat terapi. Aku membaca ajaran OSHO di fanpage nya dan mendengar ajaran-ajaran spiritual lewat akun-akun Youtube itu setiap malam sebelum tidur selama beberapa bulan. Ya, itu aku lakukan secara disiplin dan rutin selama beberapa bulan. Soalnya aku pernah membaca sebuah komen di salah satu akun youtube tersebut yang menyatakan “aku mendengar video ini setiap malam selama 8 bulan sebagai audio afirmasi, lalu aku menjadi pulih”. Aku kemudian sadar. Sebelum tidur dan setelah tidur merupakan kondisi dimana alam bawah sadar itu lagi aktif-aktifnya. Itu adalah kondisi yang efektif jika kita ingin menginfiltrasi dan merubah alam bawah sadar kita. Kalau kita melakukan Terapi Kognitif, ya bisa aja sih, apa lagi kalau dilakukan secara rutin dan disiplin maka ia akan menjadi alam bawah sadar juga memang. Tapi kognitif terapi itu kan lebih menyasar alam sadar yang pengaruhnya ke perilaku kita cuma 20% saja. Sedangkan 80% perilaku kita dipengaruhi alam bawah sadar. Kita bisa dengan mudah mengetahui kesalahan alam sadar kita lewat diskusi logis dengan orang lain. Tapi apa kita tau apa yang sebenernya terprogram di alam bawah sadar kita? Kita cuma bisa menebak-nebak dan merasa-rasa paling, lewat analisa manifest nya kan. Alam bahwa sadar kita udah terporgram sangat lama, jangan-jangan sejak kita masih kecil. Untuk mengubahnya mana bisa sehari-dua hari kan. Tapi bisa? Ya bisa. Asal disiplin.
Nah, channel cnhannel yang aku maksud tuh ini dia. Yang paling aku suka tuh Einzelganger ini. Isinya ada sangat banyak video tentang ajaran Buddha, Stoic, Tao, Lao, Confusius, dan berbagai ajaran Spiritual di dunia. Juga ada video tentang beberapa pandangan tokoh psikologi juga.
Selain itu juga ada channel Dare To Do, walau isinya beragam tapi kalo di sini paling banyak itu aku dengernya untuk ajaran Buddha. Ada banyak banget video tentang ajaran Buddha yang aku konversi jadi audio dan jadi playlist aku untuk aku denger sebelum tidur.
Jujur, infiltrasi mental lewat ajaran Spiritual ini levelnya menyelamatkan hidup aku di masa itu. Bukan hanya sembuh dari depresi, aku juga akhirnya sembuh dari kodependensi dan trauma bonding sehingga aku bisa selesai dari relasi toxic setelah bertahun-tahun. HIngga kini aku jadi sangat sensitif dengan perilaku toxic. Aku jadi lebih bahagia sendiri daripada harus menjalani relasi toxic. Aku jadi lebih independent secara mental. Bahkan jikapun aku menjalani hubungan, lalu tiba-tiba cowonya jadi jahat, selingkuh atau ghosting ya aku bodo amat, itu udah ga membuat aku hancur lagi. Soalnya, kalau kita kuat secara spiritual, kita ga akan mudah terluka oleh apapun. Mungkin kalau pukulannya terlalu berat bisa jadi kita down sebentar doank. Karena lewat ajaran spiritual, kita dikasih standard tentang mental yang sehat dan kuat itu yang bagaimana. Kita diajarkan untuk bagaimana menikmati Solitude (ketenangan saat sendiri). Kita ga bergantung ke siapa-siapa untuk bahagia, kita juga ga bisa dilukai oleh siapapun karena kita ga menggantungkan kebahagiaan ke dia dan kita uda bahagia dengan diri kita sendiri. Kita ga akan merasa sakit kalo kita ga mengizinkan diri kita untuk sakit. Kontrolnya semua ada di diri kita.
Selain lewat akun-akun spiritual itu, aku juga mendengar audio afirmasi. Audio afirmasi ini merupakan audio yang memang diciptakan dengan tujuan pemograman ulang alam bawah sadar. Isinya afirmasi positif. Kita bisa mengasumsikan bahwa mental dan perilaku kita mengalami gangguan karena ada banyak program negatif dalam alam bawah sadar kita. Makanya kita program ulang lewat afirmasi positif. Audionya berdurasi selama 1 sampai 8 jam, ngikutin durasi tidur kita. Karena alam bawah sadar kita paling aktif itu waktu kita tidur kan.
Selain video terapi spiritual dan audio afirmasi, aku juga sering melakukan terapi online lewat channel-channel youtube yang berisikan Terapi Klinis oleh para psikolog dan Terapis. Contohnya Med Circle ini. Kita jadi bisa terus mendeteksi gejala masalah psikis kita dan mereka juga memaparkan tentang metode-metode terapi.
Juga ada akun Coaching Mental Health seperti ini yang pernah aku dengar dengan sangat intens dan menjadi terapi yang sangat efektif untuk aku.
Aku bahkan melakukan perbaikan dan terapi khusus di bagian relasi, terutama relasi berpasangan karena aku merasa masalah sebelumnya yang aku hadapi baik di rumah maupun dengan berbagai relasi toxic yang pernah aku jalani, ngasi efek signifikan terhadap mind-set dan mental-set aku menyangkut relasi. Beruntungnya aku dipertemukan dengan Esther Perel. Dia akhirnya jadi salah satu intelektual dan terapis yang sangat aku kagumi sih. Dia seorang psikolog yang punya refleksi sangat bagus dalam melihat perkembangan relasi manusia secara Sosiologis dan Psikologis. Bayangin ya, dia punya penguasaan yang baik atas Ilmu-Ilmu yang dibutuhkan dalam memahami manusia, baik secara external maupun internal. Dan kalau kita nontonin video kita, kita serasa diterapi soal kapasitas kita menyangkut relasi yang lebih sehat dan realistis. Aku belajar banyak banget soal relasi yang sehat dari dia. Bahkan pengetahuan diskursif ku juga bertambah banget karena dia hehe..
Jadi, kapanpun aku drop, aku tinggal mengakses mereka semua. Kita beruntung, kita hidup di era digital dimana akses atas penyembuhan dan upaya meningkatkan kesehatan mental bisa kita lakukan secara mudah dengan cara-cara seperti ini. Aku sangat berterima kasih untuk orang-orang yang membuat channel dan konten-konten terapi spiritual dan psikologis, yang mereka lakukan sungguh menyelamatkan banyak kehidupan. Aku juga sering sekali mendapati ada sangaaat banyak komenan di akun terutama Einzelganger yang menyatakan, “Channel Anda menyelamatkan hidup saya” atau “Saya bisa hidup sampai saat ini karena Channel Anda”. Aku paham betul apa maksudnya.
Selain via channel-channel barusan. Aku jadi sering beli buku-buku psikologi sih haha.. Selain untuk kebutuhan penyembuhan pribadi, juga untuk kebutuhan kerja-kerja sosial dan diskursif keilmuan. Buku-buku ini seru banget di aku huhu..
Tapi sebenernya ga hanya itu. Bukan hanya terapi langsung lewat psikolog klinis, terapi online, ajaran spiritual dan buku-buku psikologi, sesungguhnya aku sangat diuntungkan karena memiliki beberapa sahabat, yang ketika kondisi mental ku sangat drop, mereka akan menjadi tempat diskusi yang akan sangat membantu ku secara psikologis. Terutama Puji dan Ilham. Mereka memiliki kapasitas logic yang sangat baik, dan mereka juga memiliki pengetahuan tentang kesehatan mental yang menurutku juga sangat baik. Saat aku tengah drop, kita dapat mengasumsikan lewat sudut pandang psikologi kognitif, bahwa kita merasa tidak nyaman atau terpuruk secara psikologis dikarenakan ada sudut pandang kita yang salah akan suatu hal, sehingga jika sudut pandang kita tepat dan terperbaiki maka emosi dan psikis kita juga akan berada dalam kondisi baik dan kondusif. Oleh karenanya, saat aku merasa dalam keadaan emergency secara psikologi aku akan meminta evaluasi atas pikiran dan emosi ku atas hal yang tengah ku alami lewat Puji dan Ilham, dan hampir selalu mereka akan memberi tau apa persepsi mental yang tepat atas hal itu. Mereka juga akan memberikan pandangan yang membuat aku kuat, memberikan emotional safety, dan cara pandang alternatif yang lebih sehat secara mental. Aku juga merasa sangat bebas untuk menjadi vulnerable di depan mereka karena mereka akan memperlakukan aku dengan sangat manusiawi. Aku merasa beruntung sekali memiliki mereka.
Ya, aku yang sekarang jadi lebih sehat, panick attack uda ga ada lagi, self-authority terpulihkan, psikosomatis ku ga kambuh lagi
(kalopun ada terlalu jarang), udah bisa tidur dengan baik, punya regulasi emosi
yang jauuuuuh lebih baik. Semesta memang baik..











Komentar
Posting Komentar