Undangan Dialog oleh Staf Khusus Presiden (Isu Intoleransi di Aceh)

 



Suatu waktu saya diundang untuk mengikuti agenda diskusi oleh Staf Khusus Kepresidenan Ayu Kartika Dewi pada Sabtu 18 Desember 2021. Diskusi tersebut merupakan pertemuan sangat terbatas dengan berbagai kalangan dengan tujuan menjaring aspirasi, pendapat dan berbagai informasi menyangkut isu diskriminasi, intoleransi dan keberagaman di Aceh. Konflik antarumat beragama serta konflik berbasis RAS masih tinggi di Aceh, sehingga perlu adanya upaya penanganan serius menyangkut hal ini. Oleh karenanya, Staf Khusus Kepresidenan Ayu Kartika Dewi memfasilitasi langsung dialog dan diskusi yang dihadiri oleh berbagai akademisi universitas, pihak pemerintah seperti dari Komnas HAM perwakilan Aceh, tokoh antar agama dan lintas iman, berbagai suku, kelompok minoritas, lembaga dan komunitas yang selama ini bekerja untuk isu-isu kebaragaman. Kegiatan tersebut diadakan di KamiKita Community Centre dan difasilitasi oleh The Leader.

Saya sendiri hadir sebagai salah satu peserta yang diundang mewakili tenaga pendidik atas nama pendidik SMA Labschool Unyiah yang diharapkan dapat memberi informasi mengenai kondisi menyangkut toleransi dan keberagaman di intitusi pendidikan sekolah saat ini. Saya yang juga mengampu mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan Sosiologi menjelaskan mulai dari muatan kurikulum menyangkut toleransi dan keberagaman, dinamika pengajaran materi tersebut dalam proses belajar mengajar harian di sekolah, permasalahan-permasalahan menyangkut intoleransi di dunia pendidikan serta rekomendasi-rekomendasi yang harusnya diambil oleh pemerintah menyangkut permasalahan-permasalahan tersebut. Saya juga sempat memaparkan pengalaman saya yang pernah mengajar di salah satu sekolah kristen protestan dengan mayoritas etnik china di Banda Aceh, dimana saya pernah menjaring pengalaman soal interaksi yang mungkin pernah dialami para siswa sebagai kelompok minoritas sebagai dalah satu aktivitas pembelajaran. Hasilnya, semua dari mereka pernah mengalami diskriminasi, bahkan sehari-hari sudah terbiasa dengan pengalaman diskriminasi, termasuk ketika terdapat aktivitas antar-sekolah, hanya saja mereka tidak ingin membersar-besarkan saja. Perih sekali membaca lembaran-lembaran pengalaman mereka saat itu.

Rekomendasi-rekomendasi sangat dibutuhkan oleh Staf Khusus Kepresidenan Ayu Kartika Dewi agar dapat disampaikan pada Presiden dan pemerintah untuk dapat menjadi bahan tindak lanjut.



Komentar

Postingan Populer