BOLOS RESMI (9): Aksi Bela KPK

 

 

Situasi politik Indonesia tengah dalam kondisi darurat: Reformasi dikorupsi. Situasi ini dipicu oleh RUU KPK dan dipilihnya pimpinan KPK yang cacat integritas. Kesemuanya bermuara pada pelemahan KPK dan semangat anti-korupsi. Melalui situasi ini saya memanfaatkan situasi yang ada untuk menghubungkan pembelajaran agar pembelajaran menjadi kontekstual dan terkoneksi dengan situasi nyata di lapangan.

Salah satu pembelajaran yang saya design secara khusus untuk merespon kondisi Reformasi dikorupsi yakni saat saya mengajar materi menyangkut Komunitas Lokal pada mata pelajaran Sosiologi. Dari sejak awal semester, pembelajaran menyangkut Komunitas Lokal dilakukan dengan melakukan berbagai field study, dengan orientasi para siswa dapat mengetahui potensi lokal komunitas-komunitas yang ada di lingkungan mereka, lalu kemudian dapat mengembangkan komunitas berdasarkan potensi lokal yang mereka miliki. Field study dapat dilakukan secara terencana maupun conditional sesuai dengan perkembangan situasi di lapangan.

Beberapa minggu sebelumnya, kawan-kawan dari berbagai komunitas di Aceh mengeluarkan Maklumat  Aksi Hari Mati Berantas Korupsi : KPK dibunuh Negara, jangan tinggal diam!. Aksi ini juga memiliki tajuk: Berkerumun dalam Kebenaran. Komunitas Lokal yang berkerumun dalam kebenaran diantaranya adalah MaTA, LBH–Banda Aceh, KontraS Aceh, AJI Banda Aceh, Komunitas Tikar Pandan, Komunitas Kanot Bu, Koalisi NGO HAM, Akar Imaji, Apotek Wareuna, dsb. Aksi dilakukan dalam bentuk Pergelaran musik, mural, puisi dan orasi budaya. Aksi dilaksanakan di Pojok Bustanussalatin, Taman Sari, Banda Aceh pada Selasa, 17 September 2019.

Sejak isu Reformasi Dikorupsi menguat, siswa-siswa saya di kelas pun punya rasa ingin tahu yang besar melebihi biasanya tehadap isu-isu anti-korupsi. Oleh karenanya saya langsung mendesign pembelajaran lapangan secara khusus mengaitkan pembelajaran menyangkut Komunitas Lokal dengan pembelajaran Anti-Korupsi secara kontekstual.

Saya mendesign Lesson Plan menyangkut pembelajaran Anti-Korupsi, dengan tujuan pembelajaran:

  • Siswa dapat mengidentifikasi komunitas-komunitas lokal di wilayah tempat tinggal mereka
  • Siswa dapat mengidentifikasi orientasi dan aktivitas komunitas lokal
  • Siswa dapat mengidentifikasi isu yang direspon (dalam hal ini Anti-Korupsi)
  • Siswa mengolah data yang mereka peroleh di lapangan dan menuliskannya dalam sebuah laporan tertulis

Pada hari selasa setibanya kami di tempat aksi, teman-teman dari berbagai lembaga dan komunitas sedang melakukan berbagai aktivitas dan menjadi sasaran amatan para siswa, di antaranya:

 

1.    Menggambar mural sebagai bentuk dukungan terhadap KPK

 

 

2.    Aksi musikal

Beberapa siswa bahkan bergabung dalam aksi musikal sambil memegangi poster


3.  Orasi Budaya

 

Para siswa juga melakukan wawancara dengan Hafid Polem, Koordinator Aksi yang berasal dari MaTA (Masyarakat Transparansi Aceh) tentang segala hal menyangkut KPK beserta permasalahannya.

 

Siswa juga menujukkan dukungannya terhadap KPK hingga menjadi headline di surat kabar:





Setelah selesai melakukan field study, siswa membut laporan tertulis mengenai pengetahuan yang telah mereka peroleh dan mengenai aktivitas yang telah mereka lakukan, hanya saja laporan kali ini bukan dalam bentuk makalah atau paper yang dituliskan di atas kertas, setelah dibaca lalu dibuang. Laporan dibuat dalam bentuk tulisan di Sosial Media, agar dapat menjadi persebarluasan kampanye Anti-Korupsi dan dukungan terhadap KPK yang bersifat publik.

 

Berikut beberapa bentuk laporan siswa:

 

 


 

  

Ini nih beberapa liputan khusus tentang aksi para siswa ini (muka siswa saya ada dimana-mana haha...) :

Headline : Siswa SMA Ikut Aksi Tolak Revisi UU KPK di Banda Aceh

Hari Mati Berantas Korupsi, Nyanyian Tolak Pembungkaman KPK dari Taman Raja  

Foto: Aktivis Tolak Revisi UU KPK di Banda Aceh 

Sejumlah Aktivis di Aceh Gelar Aksi Tolak Revisi UU KPK  

 

Komentar

Postingan Populer