Pendidikan Sejarah Kritis dan Politis

 


 

Waktu pertama kali mendapati materi ini, untuk Pendidiman Kewrganegaraan nya SMP, saya sempat ga semangat, "yah, ngajar materi sejarah". Mungkin karena selama ini materi sejarah saat diajarkan seringnya sangat kering, hapalan tempat dan waktu masa lalu, sekedar kronologis.. 
 
Lalu saya sadar, saya tengah memasuki materi masa kolonialisasi, penjajahan. Ini bukan materi sejarah biasa, ini materi yang sangat idiologis, sangat politis, bahkan bisa menjadi alat masuk studi Post-Colonial: studi dan persepektif yang bahkan ga saya temukan dari anak-anak lulusan sarjana dan magister.
 
Amstrong menyatakan bahwa kebutuhan utama anak yang memasuki fase remaja adalah memahami tentang diri dan memahami bagaimana semesta bekerja. Termasuk memahami bagaimana penjajahan bekerja dulu, dan apakah pola itu masih ada hingga kini. Dengan memahami skema dan cara kerja penjajahan kolonial, mereka akan lebih paham tentang bagaimana sistem sosial, ekonomi, politik yang tengah bekerja di sekitar mereka, mengapa masih banyak tanah rakyat yang dirampas, tenaga manusia diekspolitasi hingga kini, dsb. Yah paling ga mereka tau konsep dan sistem sekolah tempat mereka belajar bukan ada sejak zaman adam hawa, tapi baru ada sejak masa Belanda yang sengaja dibuat untuk menghasilkan tenaga kerja yang murah; sehingga kita bisa dengan mudah ngeledekin, kalo masi ada yang sekolah dengan niatan sekedar jadi tenaga kerja siap pakai dan rela dibayar murah, ya kamu sama aja.
 
Berat kah materi ini? Seenggaknya di kelas saya enggak. Saya bisa membantu kapasitas kognisi mereka lewat pemberian skema dan peta konsep sederhana, menampilkan video, melakukan riset media, dan bahkan rencananya kami ingin melakukan sosio drama masa kolonial..
 

Komentar

Postingan Populer