Dear Comrade!
Sejak hari ini batin mulai menggigil
Ada sayap yang ikut patah
Ada biduk yang tercecar
Mengapa kita berlabuh di titik ini?
Terlepas satu sama lain
seperti tangan dan kaki yang dibongkar paksa dari tubuh: patah, berdarah dan berserak
Padahal kau adalah ruh yang ditiupkan semesta untuk ku yang tengah patah arang
Kehabisan bahan bakar
Ku biarkan diriku takluk, kali ini
Penghormatan ku setinggi khidmat pada kemampuan kuasa
Kau mental yang ku serap hingga jadi bara
Kau sungguh tak bergeming laiknya pohon kayu,
yang bahkan tak pernah mengikuti arah angin, sejengkal pun..
Sedang aku adalah hujan badai
Dan akhirnya aku hanya bisa berlalu



Komentar
Posting Komentar