Bakat Manusia, Pendidikan dan Angka-Angka yang Absurd
Mengukur kemampuan siswa sepenuhnya dengan angka-angka?
Salah seorang siswa di Kelas yang saya ajar tidak mengerjakan beberapa tugas
harian yang pernah saya berikan, yang jika menggunakan proses pengolahan nilai
otomatis melalui penjumlahan di Excel atau E-raport ini, dengan input nilai apa
adanya, maka Nilai Akhir siswa yang bersangkutan Tidak Tuntas.
Tapi bukankah sebagai seorang guru, saya harus mengetahui sedikit banyaknya Kapasitas, Minat dan Bakat siswa. Misal, Siswa yang tidak menuntaskan nilai tsb adalah siswa Paling aktif menulis di Media, menuliskan isu-isu sosial politik. Dia memiliki keterampilan baik dalam berinteraksi dan menjalin hubungan sosial dengan berbagai komunitas. Kemampuan Pengetahuan da Keterampilannya di ilmu sosial Sangat Baik.
So, sebenarnya tugas pendidik dalam eveluasi itu, nginput data seperti pekerja BPS atau memberikan apresiasi yang representatif menyangkut minat bakat siswa??
Tapi bukankah sebagai seorang guru, saya harus mengetahui sedikit banyaknya Kapasitas, Minat dan Bakat siswa. Misal, Siswa yang tidak menuntaskan nilai tsb adalah siswa Paling aktif menulis di Media, menuliskan isu-isu sosial politik. Dia memiliki keterampilan baik dalam berinteraksi dan menjalin hubungan sosial dengan berbagai komunitas. Kemampuan Pengetahuan da Keterampilannya di ilmu sosial Sangat Baik.
So, sebenarnya tugas pendidik dalam eveluasi itu, nginput data seperti pekerja BPS atau memberikan apresiasi yang representatif menyangkut minat bakat siswa??
“Bagaimana [mungkin] matematika, sebagai produk pikiran manusia yang tidak tergantung pada pengalaman apapun, dapat begitu pas dengan obyek-obyek realitas? Apakah akal manusia mampu menemukan, tanpa bantuan pengalaman melalui akal semata ciri-ciri benda-benda yang nyata?” Dan jawabannya adalah: “Sejauh teorema-teorema matematika mengacu pada realitas, mereka tidaklah pasti, dan sejauh mereka pasti, mereka tidak mengacu pada realitas." ~Einstein




Komentar
Posting Komentar