Jaringan Antar-Iman Indonesia & Orang-Orang SAMIN

 


Ada banyak pengalaman yang hadir selama Konferensi JAII (Jaringan Antar-Iman Indonesia)  di Bandung beberapa waktu lalu. Namun yang paling berkesan justru ketika bertemu dengan teman-teman tertentu, seperti bapak Budi Santoso, salah satu warga Sedulur Sikep, SAMIN.

Video Ekspedisi Indonesia Biru "Samin VS Semen" yang bercerit tentang perjungan hebat Kaum Sedulur Sikep SAMIN melawan eskploitasi atas tanah dan sumber daya alam mereka, entah sudah berapa kali saya putar di ruang kelas dan membuat saya sampai-sampai punya harapan besar suatu saat bisa menjumpai mereka ke sana, dan ketika beliau berbicara di forum tentang penindasan yang negara lakukan terhadap mereka, saya langsung 'ngebuntutin' bapak ini untuk mengajak berdiskusi.

"Pak, waktu coffe break nanti, saya bole diskusi sama bapak kan?"

"Bole, silakan".

Masyarakat Samin adalah salah satu masyarakat idiologis yang pernah ada. Dari pilihan kata yang beliau gunakan selama di forum saja, seperti "penindasan" bukan (sekedar) "diskriminasi", anti penjajahan, dsb serta ceritanya yang terus mengalir membuat saya bisa merasakan sebarapa idiologisnya mereka. Yang saya paling penasarankan dan yang paling saya ingin tau, bagaimana cara mereka melestarikan idiologi itu dan memiliki militansi serta sikap politik luar biasa dalam berjuang dan melawan pihak-pihak yang menindas mereka seperti dalam kasus semen, padahal berbasis nilai lokal dan ajaran leluhur. Karena tidak sedikit masyarakat yang pernah idiologis di suatu masa, namun kian hari idiologi dan militansinya kian lekang. Ternyata, selain penjagaan nilai melalui keluarga secara massif, mereka memang memiliki pertemuan rutin yang selalu dijaga sebagai proses idiologisasi dari generasi ke generasi.

Hal yang paling penting, mereka hadir di Konferensi ini untuk menyuarakan penindasan melaui dimensi lain yang mereka alami, sebagai penganut ajaran leluhur yang hak-hak dasarnya dilecuti dan tidak diakui oleh negara. Dalam konteks yang lebih general, tidak sedikit dari kita yang agama pendatang ini justru ikut melakukan penindasan terhadap mereka penganut ajaran leluhur, baik melalui institusi agama, institusi pemerintahan, maupun institusi sosial lainnya (data dari Satunama institute)

"Orang-orang Samin kan juga ikut dalam perjuangan melawan penjajah dulu, kok seolah-olah NKRI ini hanya milik mereka saja"

Hormat setinggi-tingginya, Pak!

 

 

Komentar

Postingan Populer