Kita...
Padamkan
tubuhku pada amukan keresahan
Nantinya ia
menepi sendirinya pada tungku yang menyala-nyala
Hingga
terkubur seluruh malam ku yang mempertanyakan kamu, kita
Pada arang
yang menjadi debu oleh waktu yang terhimpun tanpa jeda
Kita ini
rumpun bambu
Meski elok,
kerap menancap bumi
Setajam
merahnya darah-darah yang berhamburan pada runcing nya
Terkias oleh
tersekatnya sel-sel batang
Yang tumbang
oleh hasutan semesta
Padahal ia
berakar pada keterpaduan
Kita tak
pernah lupa pada angin
Namun kita
bersembunyi dalam belukar sejak dalam kandungan
Sedangkan
arah diri kian menetap
Laiknya
busur yang melesat sepanjang perseteruan siang dan malam
Katamu, ada
kalanya kita adalah senja
Karena ia
lahir dari terang dan gelap
Warna nya
jingga
Menggambarkan
perbedaan dalam kesatuan
Dan kita,
adalah kita
Dengan
segala bentuk fluktuasi yang dialektis
Dengan
segala perseberangan wujud yang mencair pada kutub dan muara
Kita hanya
kan menjadi magnet, melekat meski tak sepadan
Sejauh
apapun diri dalam pengasingan



Komentar
Posting Komentar