Kita Anggap Saja Anugrah






Karena pada akhirnya tulang rusuk akan bercerai dengan pemiliknya
Mari kita anggap saja ini anugrah
Pun bolehlah keberuntungan
Maka seluruh puisi itu hanya akan mengisi pustaka hati
Hingga akhirnya semua kertas menjadi kosong oleh tinta tak berwarna
Sejak awal tlah tersadar bahwa bermimpi adalah nama lain menjadi pendusta

Lalu, api yang membakar belukar di dalam pikiran harus padam
Angan kita bunuh satu-satu dalam sel penjara yang tidak akan pilih kasih
Sedikit kejam padanya tidak akan melumpuhkan saraf-saraf
Entah ia hanya buliran-buliran perca yang tersangkut pada permadani lapuk
Tak akan pernah bersekutu padu

Pastikan, bahwa lelah tak lebih dari penghias bibir
Meski bisik berisik mulai mengalun bak biola lancang
Mereka tetap akan menyeru tajam pada curam
Tak akan bisa berhenti, tertatihlah demi mencapai surga itu
Karena ada Tuhan di sini mendekap penuh hangat
Sendiri itu pun menjadi bohong belaka

Komentar

Postingan Populer