Izinkan Sehari Saja



Izinkan saya berduka sehari saja. Sepertinya Tuhan sedang ingin menyita diri saya untuk mengecap sedikit kepahitan. Sungguh tak ingin seperti orang-orang yang melarutkan diri dalam depresi berhari-hari, berminggu-minggu hingga berbulan bulan, merasa dunia kejam dan Tuhan tidak adil, putus asa dan rendah diri, mengabaikan diri sendiri dan sekitar, atau melampiaskan kekecewaan dengan cara tak pantas. Sungguh tak ingin menjadi seperti itu. 

Sudah pula menghipnotis diri selayaknya himbauan para pemikir hebat itu, bahwa persepsilah yang menentukan diri mampu menjalani berbagai peristiwa, bukan peristiwa itu sendiri. Mereka dengan bangga menyatakan bahwa, manusialah yang yang menciptakan neraka bagi diri sendiri karena rapuh dan negatif, namun mereka kemudian menyalahkan keadaan atas ketidakmampuan diri menerima ketidakmampuan diri. Entah itu benar atau omong kosong, namun sungguh saya tak ingin larut berlama-lama. 

Namun saya juga belum mampu langsung tertawa detik ini pula. Bahkan meski telah membangun tembok penghalang dalam pikiran hingga taraf seolah tak pernah terjadi apa-apa. Namun sepertinya diri ini memang belum siap, ia tiba-tiba melamah diluar kendali. Jadi, izinkan saya sehari ini saja, cukup satu hari. Menjadi manusia paling terpuruk di dunia. Karena saya juga telah berjanji, bahwa besok hari saya tak akan takut matahari.

Ingin sekali memeluk Tuhan
Agar dapat memahami maksud baik-Nya
Kala merasa tak pantas untuk tertusuk hati
Namun kemana lagi harus meraung diri jika bukan pada-Nya

Komentar

Postingan Populer