Have a Good Relationship
Itulah mengapa kita sering sekali
diwanti-wanti agar senantiasa menjaga perkataan dan perilaku terhadap orang
lain, sekalipun terhadap orang-orang yang tidak kita senangi, karena kita tidak
pernah tau jika suatu saat nanti kita akan membutuhkan pertolongan darinya.
Tidak ada yang salah sih dengan
pernyataan di atas. Namun terkadang manusia sulit sekali mengontrol ego yang
ingin semaunya sendiri. Terutama jika sudah berhadapan dengan
orang-orang yang memang sulit sekali diajak berkomunikasi dengan baik-baik.
Sehingga pada akhirnya kita hanya akan bersikap baik kalau ia mampu memberikan
aksi yang serupa pula baiknya. Jika tidak, tinggal pilih, ingin diabaikan atau
mari sama-sama menciptakan pertengkaran.
Idealnya, kita harus sabar-sabar dan
sebisa mungkin bersikap dewasa. Setidaknya kita harus dapat mengingat bahwa
bagaimanapun ia tetaplah manusia yang memiliki nilai-nilai kebaikan di dalam
dirinya, juga hal-hal baik yang pernah ia lakukan kepada kita. Kepentingan dan
kecocokan memang belum tentu berbanding lurus pada setiap orang. Yah.. mau
bagaimana lagi, manusia memang begitu, tidak akan ada orang yang mampu dan mau sesuai dengan harapan kita dan apa yang kita inginkan sepenuhnya.
Oleh karenanya, saya serasa langsung
‘ditegur’, ketika terdapat seseorang yang telah dengan baik-baik saya nyatakan bahwa saya
tidak dapat berteman dekat dengannya, sebelum semua kesalahpahaan diantara kami
tuntas. Mari tetap menjalin komunikasi, hanya ketika ada keperluan saja. Namun
ia sedikit berkeras kepala sehingga secara kemudian memaksa saya untuk
memberikan respon yang sedikit keras pula. Namun apa? Awalnya saya beranggapan
bahwa masalah yang satu ini sudah kelar. Keadaan berkata lain. Tak lama waktu
berselang, entah bagaimana saya dihadapkan pada satu situasi dimana saya sangat
membutuhkan bantuannya. Bantuan yang luar biasa sepele, namun hanya dia yang
dapat melakukannya. Entah bagaimana dapat terjadi kebetulan yang seperti ini.
Serasa dijewer telinga, harus menggigit lidah sendiri.
Memang, bila kita tebal muka, bisa
saja kita abaikan saja apa yang terjadi demi terpenuhuinya kebutuhan kita.
Namun bukannya malu sekali, kemarin lusa rasanya kesal sekali pada manusia yang
satu ini, baru saja menancapkan kata-kata tajam, menyatakan tak perlu terlalu
sering berkomunikasi, keesokan harinya malah minta tolong. Kalaupun ia tidak
mau menolong, toh sah-sah saja. Salah saya sendiri.
Untungnya, dia baik hati. Menanggapi
dengan baik dan bersedia menolong seolah tak terjadi apa-apa. Tapi, bukankah
rasa bersalah, malu dan takut diabaikan jadi menghantui? Oleh karenanya, tetaplah
berusaha menjaga hubungan baik dengan siapapun, terhadap orang yang kita benci
sekalipun. Karena kita tidak pernah tau kalau suatu saat kita akan sangat
membutuhkan pertolongan darinya.



Komentar
Posting Komentar