Wanita yang Kuat Adalah………..
“Wanita terkuat adalah wanita
yang bisa menghapus air matanya sendiri dan bangun di pagi hari dengan
melupakan tangisannya semalam.” (lupa ngutip dari mana :D)
Menjadi wanita yang kuat, mungkin
tidak banyak yang bercita-cita demikian. Namun rasanya perlu, mengingat hidup
ini memang tidak mudah, walau selalu berusaha untuk menjadikannya lebih mudah.
Wanita, sebagai makhluk yang sering distereotipkan lemah dan cenderung
menggunakan perasaan dibandingkan logika seolah memiliki tantangan yang jauh
lebih berat untuk mampu menghadapi problematika dengan baik dibanding kaum
pria. Wanita kebanyakan dianggap—atau mungkin memang nyatanya demikian—akan
lebih terpuruk, akan lebih sulit mengabaikan rasa sakit, akan lebih sulit
bangkit-bertahan, akan lebih lama ‘sembuh’, akan lebih mendramatisir, akan
lebih traumatis ketika masalah mulai menghampiri.
Wanita memang makhluk yang
lembut, tapi bukan berarti rapuh. Meskipun belum dominan jumlahnya, masih
terdapat banyak wanita yang mampu bertahan atas berbagai situasi yang bahkan
ketika berada pada titik kesulitan fatal yang
dihadapi. Benar, bahwa dibanding pria , wanita memiliki tingkat perasaan yang
jauh lebih dalam dalam menghadapi berbagai situasi. Namun jika hal tersebut
merupakan penyebab wanita menjadi rapuh, maka Tuhan telah menciptakan manusia
secara tidak adil. Tentu saja hal tersebut akan membawa pada kesesatan
berpikir. Mengabaikan perasaan juga bukan hal yang mampu dilakukan semua
wanita, bahkan juga pria. Wanita juga bukannya tidak boleh menangis, bersedih,
kecewa, patah hati. Karena pria pun bukannya tak pernah merasakan hal yang
sama.
Jika kita mempelajari konteks
budaya, sosial, psikologi dan pendidikan, kita akan menemukan konsep dimana
saah satu upaya untuk mengubah keyakinan, perasaan dan tindakan adalah melalui
pola pikir. Oleh karenanya, perilaku yang salah dapat disebabkan oleh cara
berpikir yang salah. Ketika kita menganggap diri kita lemah, maka kita dengan
sendirinya akan menjadi lemah. Dan di saat kita berpikir bahwa kita adalah
pribadi yang kuat, maka menjadi kuat bukanlah sesuatu yang mustahil. Kekuatan pikiran,
sugesti diri, biasanya akan membawa dampak yang besar terutama saat kita mampu
meyakininya secara sadar dan mendalam.
Tidak perlu mempublikasi
dan mendramatisir masalah. Karena salah satu cara menjadi kuat adalah di saat kita
mampu bertahan terhadap berbagai rasa sakit. Terkadang kita dianggap lemah, dan
menjadi lemah di saat kita membesar-besarkan masalah yang sebenarnya kecil,
atau bahkan tak ada. Menunjukkan kegalauan pada semua orang sekedar untuk mendapat
perhatian rasanya tak perlu, mengeluh hanya akan membuat sakit telinga orang
yang mendengarnya. Toh, di dunia ini belum ada permasalahan yang tidak memiliki
solusi.
Menjadi lemah tentu saja
merupakan masalah. Secara sosial dan psikologis, kaum yang dianggap lemah
merupakan sasaran bagi kaum lainnya untuk diperlakukan secara berbeda dan tidak
setara. Mereka ibarat mangsa yang dapat diterkam kapan saja, bahkan tak berkutik.
Wanita yang sering merasa didiskriminasi, diperlakukan semena-mena dalam
berbagai konteks hubungan bukannya tidak memiliki kaitan dengan situasi mereka
yang selalu menujukkan bahwa mereka adalah makhluk lemah.
Meski memiliki tingkat perasaan
yang lebih dalam, bukannya tidak mungkin wanita menggunakan proporsi yang
memadai terhadap logika dan rasionalitas yang juga dimilikinya. Kemampuan dalam
mengimbangi penggunaan logika dan perasaan dalam menghadapi berbagai situasi merupakan kemampuan yang harus
dimiliki oleh wanita jika ingin menjadi kuat.
Oleh karenanya, apapun situasi itu, jika sulit..hadapi! Jika
lelah..istirahatlah! Jika jatuh..tak masalah yang penting segera bangkit lagi!
Jika bersedih dan kecewa..menangislah lalu segera seka air mata dan
tersenyumlah! Aku berharap, semoga aku, kau dan kita tidak terpuruk betapapn
sulitnya itu.
"Being weak doesn't make you worthless. Being strong doesn't make you invincible. But having those two sides makes you, you." - Danielle Baker
"Being weak doesn't make you worthless. Being strong doesn't make you invincible. But having those two sides makes you, you." - Danielle Baker




Komentar
Posting Komentar