Mengambil Resiko
Terkadang, untuk dapat bahagia pun kita harus menanggung resiko, entah itu baik atau buruk. Setidaknya saat ini hal itu lah yang tengah berseliweran di pikiran saya. Karena ternyata di dunia ni memang ada jenis kebahagiaan yang dari sejak awal kita sudah mengetahui bahwa ia tidak akan bertahan lama. Kita hanya diizinkan untuk menyipinya sedikit saja padahal ia sangat meaningful. Untuk jenis kebahagiaan yang seperti ini, lantas kita harus bersikap bagaimana? Sebaiknya dianggap tidakpernah ada saja, atau dihadapi meski kemudian harus menanggung resiko perih karena kita tau bahwa setelahnya kita tidak diizinkan untuk berharap banyak?
Saya melihat, kebanyakan orang
akan cenderung untuk menghindar pada situasi ini. Artinya, ketika mereka sudah
mengetahui bahwa moment tersebut hanya sementara, tak lekat, mereka tidak akan mendekatinya dari sejak
awal. Tidak apa tidak dapat merasakan
kebahagiaan yang sesaat itu, daripada harus kecewa di kemudian hari.
Sederhanya, tidak ingin mengambil resiko. Hal tersebut memang cara yang paling
mudah, dan yang jelas tidak akan terlihat bodoh.
Dan kali ini, saya tidak tau
apakah saya juga tengah melakukan tindakan yang bodoh atau sia-sia. Tapi
rasanya sayang sekali harus melewatkan moment baik yang satu ini, meski kemudian
saya harus meratap ketika ia pergi jauh. Setidaknya, saya pernah tau bahagia
itu seperti apa, masalah bahwa keesokan harinya akan jadi seperti apa, terserah
Tuhan saja lah.
So, I will make tonight so special, althought tomorrow maybe I will cry.
So, I will make tonight so special, althought tomorrow maybe I will cry.



Komentar
Posting Komentar